Senin, 01 Juli 2013

PEMANGKASAN TANAMAN KOPI ( COFFEA Sp )


Disusun oleh :
ANANG BUDI PRASETYO.SP
PPL WIBI TIRIS I
BPP KECAMATAN TIRIS


I.      PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Menghadapi era globalisasi perdagangan bebas serta di tengah – tengah krisis Multidemensi serta krisis global saat ini, sector pertanian mempunyai peran penting dalam mempertahankan dan meningkatkan pendapatan petani disamping meningkatkan pendapatan devisa Negara / Pendapatan Domestik Bruto ( PDB ).
Di Jawa Timur merupakan salah sentra produksi pertanian tanaman pangan maupun perkebunan (  Kopi ). Sebagai daerah penghasil kopi tentunya tidak lepas dari tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan pendapatan petani beserta kelompoknya. Dengan kebijaksanaan yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dan terbitnya  Undang – Undang No: 12 tahun 1992 tentang sistim budidaya tanaman,penerapan tehnologi tepatguna perlu diperlakukan sesuai dengan Sapta Uasaha Perkebunan.
Dalam budidaya tanaman kopi sudah sejak dulu telah diterapkan oleh perkebunan Negara maupun perkebunan Swasta Nasional, namun perlakuan tersebut belum begitu disadari oleh petani kopi yang ada di pedesaan,sehingga produksi tanaman kopi petani masih dibawah dari apa yang diharapkan ( Target produksi ).
Untuk meningkatkan produksi tanaman kopi milik petani perlu adanya penangganan lebih lanjut,baik melalui wadah kelompok , Gabungan kelompok serta petani perorangan. Tentang sistim pemeliharaan tanaman kopi. Dalam pemeliharaan tanaman kopi petani belum begitu memperhatikan cara – cara pemangkasan pada tanamannya. Melihat keberadaan yang demikian perlu adanya penangganan tentang bagaimana tata cara memangkas tanaman kopi yang baik dan benar, sehingga dengan adanya perlakuan tersebut bias menaikkan kwalitas dan kwantitas kopi rakyat yang ada di pedesaan.

B.  Maksud dan Tujuan
Dengan kondisi produksi tanaman kopi rakyat yang belum begitu maksimal dalam penangganan sapta usaha perkebunan, pada fakor pemeliharaan tanaman terutama pada penangganan pemangkasan,perlu adanya informasi dan motivasi terhadap petani.Sehingga maksud dan tujuan dalam pemangkasan tanaman kopi adalah :


1.    Memperbaiki bentuk pohon / mahkota tanaman kopi
2.    Menjaga ksetabilan produksi
3.    Meningkatkan kwalitas dan kwantitas produksi
4.    Mempermudah pemeliharaan dan panen
Sehingga dengan demikian tujuan akhir dari pemangkasan kopi rakyar adalah untuk meningkatkan pengetahuan,ketrampilan dan meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya,serta meningkatkan pendapatan devisa Negara melalui eksport kopi.

II.   PEMANGKASAN
Untuk menunjang keberhasilan budidaya tanaman kopi, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memperlakukan tanaman lopi itu sendiri. Disamping perlu adanya penyediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman juga tak kalah pentingnya adalah bagaimana membentuk tanaman kopi agar berproduksi secara maksimal sepanjang tahun,serta meningkatnya kwalitas produksinya.
Dalam tehnik budidaya tanaman kopi pemangkasan mutlak harus dilaksanakan. Dalam hal pemangkasan yang sering kita dengar adalah pemangkasan batang tunggal / pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi / pmangkasan lepas panen, pemangkasan peremajaan / rejuvinasi maupun wiwil.
           
A.   Pemangkasan Batang Tunggal / Pemangkasan Bentuk

Pemangkasan batang tunggal / pemangkasan bentuk bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman kopi agar tanaman kuat dan tanaman seimbang dalam membentuk cabang Plagiotrop, baik cabang primer maupun cabang sekunder.Pemangkasan batang tunggal / pemangkasan bentuk itu sendiri meliputi :

1.    Pemenggalan batang ( Topping )
Tujuan pemenggalan batang ( Topping ) adalah untuk :
a.    Tanaman tidak terlalu tinggi
b.    Pertumbuhan cabang lateral / Plagiotrop / cabang kesamping lebih panjang dan kuat.
c.     Tanamkan cepat menutup kebun, sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma

Pada pemangkasan / pemenggalan ini yang perlu diperhatikan adalah jenis dan pertumbuhan dari tanaman itu sendiri. Dan pada pemangkasan ini dikenal ada 2 macam,diantaranya :
1).  Pemenggalan / Pemangkasan tanpa bayonet;
Pelaksanaan pemangkasan tanpa bayonet harus dilakukan pada
tanaman yang pertumbuhannya subur dan keadaan tanaman yang kuat,
pemangkasan dilakukan pada ketinggian atau pada tinggi 150 cm – 180 cm dari permukaan tanah.
2).  Pemenggalan / pemangkasan bayonet.
  Pemangkasan bayonet ini bertujuan untuk mendapatkan atau membentuk bayonet / cabang autotrop / tunas air,dalam pelaksanaan bias dilakukan 2 sampai 3 kali.Sehingga nantinya bisa terbentuk batang yang tumbuh secara diametral letaknya. Pemangkasan pertama pada tinggi 80 cm – 100 cm, pemangkasan kedua pada tinggi 120 cm – 140 cm dan pada pemangkasan ketiga pada tinggi tanaman 160 cm – 180 cm.
2.    Pemangkasan cabang Primer.
Pemangkasan cabang primer ini bertujuan untuk mengatur agar membentuk pertumbuhan cabang sekunder, pembuahan yang kontinyu dan agar tanaman tidak membentuk paying. Pemangkasan cabang primer ini biasanya dikenal dengan pemangkasan dengan sistim spiral.
Pada pemangkasan tanaman kopi ini kita kenal dengan 3 tingkatan atau yang sering kita kenal dengan tanaman bentuk Mercy. Untuk mendapatkan bentuk tanaman yang demikian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.    Tanaman dipotong / Toping setinggi 80 cm – 100 cm, baik tanaman dari bibit          ( seyling ) maupun dari hasil reyuvinasi ( peremajaan ).
b.    Setelah tumbuh cabang primer sunat / potong dengan menyisahkan 2 ruas
c.    Setelah terbentuk terminal cabang pertama ( I ) akan tumbuh tunas autotrop.
d.    Tunas atutotrop biarkan sampai tumbuh dan baru dipotong pada ketinggian atau setinggi 120 cm – 140 cm dari permukaan tanah.Setelah tumnbuh cabang primer lakukan penyunatan seperti butir b. Dan cabang primer yang disunat kedudukan dengan terminal cabang kedua ( II ) membentuk sudut sudut 120 0  dengan terminal cabang pertama ( I )
e.    Setelah terbentuk terminal cabang kedua ( II ) tunas autotrop akan tumbuh dan potong kembali pada ketinggian 160 cm – 180 cm,setelah tumbuh cabang primer lakukan penyunatan kembali seperti tersebut butir diatas


. Usahakan terminal cabang ketiga ( III ) dengan terminal cabang pertama ( I ) pada sudut 240 o, Sehingga pada pemangkasan tahap ketiga bentuk bentuk tanaman bila dilihat dari atas berbentuk mercy.
 







           Tahun I                            Tahun  II                               Tahun III                     
                                        Pemangkasan bentuk Mercy
 






                     Penampang bentuk mercy dilihat dari atas

B.   Pemangkasan Lepas Panen ( PLP ).
Pemangkasan Lepas Panen ( PLP ) sering disebut sebagai pangkasan produksi. Pelaksanaan pangkasan produksi / PLP bertujuan agar supaya produksi kopi untuk tahun berikutnya dapat berbuah lebat. Dengan mengatur cabang cabang produktif dan membuang cabang cabang yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Pemangkasan produksi akan mudah dilakukan bila bentuk tanaman sudah berbentuk simetris,karena cabang cabang tersebut  harus dipangkas atau dipotong sehingga dalam pelaksanaannya tidak begitu memerlukan ketrampilan khusus.
Lain halnya bila bentuk tanaman tidak teratur pertumbuhan cabangnya atau berbentuk payung dalam melaksanakan pemangkasan lepas panen harus memiliki
ketrampilan dan keahlihan dalam memangkas pada cabang cabang mana yang harus dipotong dan dibuang.
Pada pelaksanaan pemangkasan produksi atau pemangkasan lepas panen cabang cabang yang perlu dipotong dan dibuang adalah cabanhg cabang sebagai berikut :
1.    Cabang mati / kering
2.    Cabang tidak produktif / cabang tua ( B 4 )
3.    Cabang balik
4.    Cabang Cacung
5.    Cabang Kpas
6.    Cabang Sakit
7.    Tunas air
8.    Kuping Lowo
C.   Pemangkasan Peremajaan / Reyuvinasi
Reyuvinasi atau peremajaan sangat penting dilaksanakan pada tanaman yang sudah tidak produktif atau pada tanaman tua,dalam pelaksanaannya bisa dilakukan secara bertahap bisa juga secara total.
Peremajaan / rejuvunasi sececara bertahap dapat dilakukan dengan sistim sewing samping, dimana dalam pelaksanaannya hanya bagian  sisi samping dari tanaman kopi yang dipotong dan sisi samping lainnya dibiarkan tumbuh. Sehingga dengan demikian petani kopi masih bisa memanen kopinya sambil menunggu pelaksanaan peremajaan.
Setelah sisi samping dipangkas akan tumbuh tunas air dari batang pokok, dan tunas air tersebut akan dilaksanakan penyambungan pada ketinggian 100 cm – 140 cm. Bila tunas air disambung dan menunjukkan gejalah jadi baru batang pokok dipotong diatas tumbuh tunas air.
Peremajaan total yaitu memotong batang pokok tanaman kopi secara bersama- sama dalam hamparan kebun tanpa menyisakan satupun pohonnya. Tinggi pemotongan tergantung tujuan pembentukan tanaman, bila mengingginkan bentuk mercy dipotong pada ketinggian 80 cm – 100 cm dan bila mengingginkan bentuk paying dipotong pada ketinggian 140 cm – 160 cm.
Pelaksanaan peremajaan / rejuvinasi sebaiknya dilaksanakan pada saat setelah panen kopi atau pada bulan Agustus sampai bulan Oktober,sehingga tunas air / cabang autotrop bisa dilakukan penyambungan pada bulan januari atau pada bulan Pebruari.

D.   W I W I L,/span>
Dalam budidaya tanaman kopi yang sangat diharapkan adalah produksinya, agar tanaman kopi bisa berproduksi yang maksimal dan sehat maka perlu dilakukan perlakuan diantaranya pelaksanaan wiwilan.. Pelaksanaan wiwilan pada tanaman kopi kita kenal ada dua macam wiwilan  yaitu wiwil kasar dan wiwil halus. Dimana kedua perlakuan tersebut adalah untuk membuat tanaman kopi berbuah lebat, sehat dan bernas.
Hal ini karena makanan  / unsur hara yang diserap oleh akar tanaman dapat ditranfer kebuah setelah mengalami proses asimilasi tanpa adanya gangguan di dalam perjalanannya.. Karena bila tunas air  dan cabang kipas pada tanaman kopi membutuhkan siplai makanan yang sangat besar dari pada cabang produksi.
Pelaksanaan wiwil kasar dilaksanakan tiap bulan sedangkan wiwil halus dilaksanakan setiap 3 atau 4 bulan sekali, adapun cabang cabang yang dibuang adalah tunas air dan cabang kipas serta kuping lowo. Tujuan pelaksanaan wiwil adalah agar tidak mengganggu pertumbuhan generatif.
III.  PENUTUP
            Dalam pelaksanan budidaya tanaman kopi pemangkasan adalah salah satu factor penting yang mempengaruhi produksi, sehingga untuk itu pemangkasan sangat mutlak untuk dilaksanakan agar tanaman kopi bisa berproduksi secara maksimal sepanjang tahunnya.
            Dengan demikian bila kwalitas dan kwantitas produksi kopi bisa tercapai maka akan meningkatkkan nilai jual dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya. 


Bab VI: Pemangkasan Tanaman Kopi
Tujuannya adalah untuk mengatur pertumbuhan vegetatif tanaman kopi ke arah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Atau kalau kita mau berterus terang, mengatur supaya tanaman kopi ini tidak hanya banyak cabang dan daunnya saja, melainkan juga menghasilkan banyak buahnya. Karena dengan tujuan ingin memperoleh buahnya, maka oleh karena itu hendaknya pemangkasan diarahkan untuk:
1.      Memperoleh cabang-cabang buah-buah yang baru secara kontinue dan dalam jumlah yang optimal;
2.      Mempermudah pemasukan cahaya kedalam tubuh tanaman kopi untuk merangsang embentukan bunga;
3.      Memperlancar peredaran udara, ini penting untuk mengintensifkan penyerbukan bunga;
4.      Membuang cabang-cabang tua yang tidak produktif, dengan demikian maka zat-zat hara akan dapat disalurkan kepada cabang-cabang muda yang lebih produktif;
5.      Membang cabang-cabang yang terserang hama ataupun penyakit. Dengan demikian maka kita telah menjauhkan tanaman kopi dari sumber-sumber infeksi.

Sedangkan untuk sistem pemangkasan tanaman kopi ini ada dua macam cara yang sering dipergunakan. Pertama adalah pemangkasan berbatang tunggal dan yang kedua adalah pemangkasan berbatang ganda.

Sistem pemangkasan berbatang tunggal kebanyakan dipakai oleh perkebunan-perkebunan kopi di Indonesia, sedangkan kalau pemangkasan berbatang ganda itu dipakai oleh para petani kopi.

Pemangkasan batang tungga ini dengan tujuan agar:
1.      Tanaman kopi tidak tumbuh terlalu tinggi;
2.      Pertumbuhan cabang-cabang lateral menjadi lebih kuat dan panjang;
3.      Pertanaman lebih cepat menutup

Untuk ini biasanya juga pohon tersebut dipangkas secara membentuk. Hingga dikenal dengan nama pemangkasan bentuk.

Tinggi pemenggalan ini juga sangat berbeda-beda, ada yang 1 meter namun ada juga yang 2,5 meter. Semuanya itu tergantung dari jenis dan pertumbuhan kopi. Semakin cepat dan kuat maka semakin tinggi pemenggalan dapat dilakukan.

Berhubung demikian maka sistem pemenggalan inipun dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
1.      Pemenggalan tanpa bayonet;
2.      Pemenggalan dengan bayonet.

Pada tanaman yang kuat pertumbuhannya maka dapat dilakukan pemenggalan satu kali dengan tanpa bayonet. Untuk jenis kopi Robusta setinggi 1 meter dan untuk jenis kopi Arabika setinggi 1,5 meter sampai 1,8 meter.

Akan tetapi kalau untuk tanaman yang kondisinya lemah, pemenggalan perlu dilakukan sampai 2 atau 3 kali. Yaitu supaya tumbuh batang susulan dan batang inilah yang kemudian kita kenal dengan nama bayonet. Karena itulah maka pemenggalan dapat diatur sebagai berikut:

Tabel 1: Tinggi Pemangkasan Berbatang Tunggal pada Tanaman Kopi
Tinggi Pemangkasan Berbatang Tunggal pada Tanaman Kopi
Karena pemenggalan itu juga terdiri dari dasar pertumbuhan tanaman maka tinggi pemenggalannya pun masing-masing pohon pun tidak sama. Setelah ohon kopi itu dipenggal maka akan tumbuh banyak tunas-tunas air atau wiwilan. Bila sudah demikian maka itu semua tunas harus segera dibuang.

Pemenggalan ini haruslah dilakukan pada akhir musim kemarau, dan dilakukan pada batang yang beruas-ruas pendek. Itu semua dilakukan agar kelak pertumbuhan bayonet lebih kuat. Untuk mencegah agar batang tidak pecah bila kelak terjadi pertumbuhan, maka cabang primair ada kalanya harus dipotong. Pemotongan ini dilakukan bersamaan dengan waktu pemenggalan.

Untuk mengatur agar pembentukan cabang dan pembuahan lebih kontinue, serta tanaman tidak cepat berbentuk payung, maka beberapa cabang primair perlu diperpendek, ini untuk memberi kesempatan pembentukan cabang-cabang sekunder. Namun semua pemenggalan pohon itu sebenarnya tergantung juga pada keadaan setempat. Ada yang dibentuk seperti payung supay mudah pemetikannya, namun ada juga yang dibentuk seperti spiral.

PEMANGKASAN RINGAN:
Pemangkasan ringan ini akan meliputi antara lain; pembuangan-pembuangan cabang adventif (cabang balik dan cabang cacing) yang sering tumbuh pada cabang primair.

Juga pemangkasan cabang yang telah tua dan tidak produktif lagi. Hingga dengan demikian akan tumbuhlah cabang-cabang reproduksi yang terdapat pada cabang tersebut. Namun bila tidak ada cabang reproduksi maka sebaiknya cabang tersebut harus dipotong supaya zat hara dapat disalurkan bagi pertumbuhan cabang-cabang lain yang lebih produktif.

Kemudian pemangkasan wiwilan harus dilakukan sewaktu masih kecil, dengan interval dua minggu dalam musim penghujan dan empat minggu dalam musim kemarau. Kemudian pemangkasan cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit, terutama sekali yang terserang bubuk cabang, agar tidak menjadi sumber infeksi.


PEMANGKASAN BERAT:
Pemangkasan ini dilakukan apabila produksi terlalu rendah, akan tetapi keadaan pohon itu sendiri masih cukup baik. Untuk kebun-kebun yang banyak hiat (+50 persen keatas) sebaiknya memang di dongkel dan dilakukan penanaman ulangan.

Pemangkasan ini dilakukan pada batang pada ketinggian +50 cm, juga dilakukan pada waktu menjelang musim penghujan. Apabila batang tampak halus, biasanya wiwilan suka keluar. Dalam hal ini, kira-kira 1 tahun sebelum rejuvenasi/pemotongan berat, sebagian cabang-cabang dibagian atas/cabang payung, harus dipotong. Sesudah wiwilan tumbuh barulah cabangnya dipotong.

Adapun dua aspek penting dari pemangkasan besar ini adalah:
1.      Mempermudah batang, dengan cara pemotongan;
2.      Memperbaiki mutu bahan tanaman dengan cara disambung dengan klon yang lebih unggul.

Untuk memperkecil pengurangan roduksi, pemangkasan rejuvenasi/pemangkasan berat ini hendaknya dilakukan pada khir tahun panen besar.
Di Indonesia, sistem pemangkasan berbatang ganda terdapat banyak di perkebunan-perkebunan kopi rakyat. Sebagian besar pula menanam jenis kopi robusta, yang ditanam secara ekstensif. Akan tetapi diperkebunan-perkebunan besar sistem ini kadang-kadang dijumpai juga. Yaitu di kebun-kebun tua setelah di rejuvenasi. Karena jenis kopi robusta memang cenderung berbatang banyak. Dalam pertumbuhan alami, jenis kopi Robusta ini kira-kira 75 persen memiliki 3-8 buah batang.

Pada sistem berbatang ganda, pemangkasan bentuk ditujukan pada pembentukan suatu tunggul enyangga, untuk menumbuhkan beberapa batang. Sedangkan untuk pemangkasan produksi ditujukan terutama pada peremajaan batang. Itu baik dilakukan secara periodeik maupun secara insidentil.

Tapi ada juga sistem berbatang ganda tanpa peremajaan batang. Sebab dalam hal itu pemangkasan produksinya ditujukan pada peremajaan cabang tiap batangnya. Seperti pada sistem berbatang tunggal.

Untuk pembentukan tunggal penyangga dan batang dapat dilakukan beberapa cara seperti demikian:
1.      Memelihara beberapa wiwilan pada pangkal batang pokok (Metode Banyuwangi)
2.      Mencondongan batang pokok, atau menanam batang pokok dengan arah miring (Metode Toraja)
3.      Merundukkan batang pokok (Metode Agobiada)
4.      Menunggul batang pokok (Metode Kandelaber)

Memang disamping ini masih juga ada dikenal dengan metode-metode lain, yang mana peremajaannya tidak dilakukan pada batang akan tetapi pada pohonnya.
Pada metode Banyuwangi ini terdapat dua variasi, yaitu dengan pemenggalan dan dengan tanpa pemenggalan. Peremajaan dilakukan secara periodik terhadap batang yang telah menurun produksinya. Metode ini biasanya dilakukan pada tanaman yang berumur kurang lebih 1 tahun dan dipelihara 2-4 batang yang terletak berhadapan pada pangkal batang.

Gambar 18: Pemangkasan Kopi dengan Metode Banyuwangi
Metode ini telah dilakukan di tanah Toraja – Sulawesi Selatan sejak permulaan abad 20. Dengan cara kalau tanaman telah berumur kurang lebih 1 tahun, maka tanaman tersebut dicondongkan kira-kira 45-60 derajat, dengan membuat lubang pada sisi pangkal batang.

Lubang tersebut kemudian ditimbun agar supaya pohon tetap dalam posisi condong. Setelah wiwilan keluar 3-4 lalu batang pokoknya dipotong, akan tetapi pohon dicondongkan dengancara diikat dengan tali yang diikatkan pada pasak di tanah. Peremajaan dilakukan dengan secara periodik atau insidentil.
Gambar 19: Pemangkasan Kopi dengan Metode Toraja
Egitu tanaman pohon kopi telah berumur antara 1,5 tahun sampai 2 tahun, maka pucuk pohon ditundukkan dengan jalan ditarik dan diikat dengan tali yang dipasang pasak pada tanah. Kemudian setelh wiwilan keluar, batang pokoknya dipotong.

Untuk ini peremajaannya pun dilakukan secara periodik. Metode ini banyak dipergunakan di Tanzania, Porto Rico dan disana terkenal dengan nama metode Agobiamento.
Gambar 20: Pemangkasan Kopi dengan Metode Agobiamento
Untuk metode ini terdapat du variasi, yaitu pertama dengan penunggulan dan yang kedua dengan variasi penunggulan dan diikuti dengan perundukan. Pada variasi pertama itu bibit dipotong setinggi 20-30cm pada umur antara 3-4 bulan. Juga demikia denganwiwilan yang keluar, hingga dengan demikian akan memperoleh 4 atau 8 buah batang.

Akan tetapi sistem ini sekarang akan kurang disukai sebab dengan demikian maka letak batang terlalu berdekatan.

Pada variasi kedua, tanaman dipotong sekitar 30-40cm pada waktu berumur 1 tahun. Kemudian 2 buah wiwilan yang tumbuh berhadapan dirundukkan hampir horizontal kemudian dipotong setelah tumbuh wiwilan diatasnya.

Beberapa modifikasi dari variasi pertama adalah antara lain:
1.      Pemangkasan kissing di Sumatera;
2.      Pemangkasan Fukunaga di Hawai, dimana pada batang pokok yang ditungul dipelihara 4 sampai 5 batang yang berbeda-beda umurnya, kemudian diremajakan secara bergiliran.


Gambar 21: Pemangkasan Kopi dengan Metode Kandelaber Ditunggul

Gambar 22: Pemangkasan Kopi dengan Metode
Kandelaber Ditunggul & Dirundukkan
Pemangkasan ini yang mula-mula dikembangkan untuk kopi jenis Arabika di Hawaii dan kemudian banyak dipakai di Porto Rico, dan ini yang merupakan sistem paling up to date.

Dipandang dari segi pemangkasan bentuk, pemangkasan Beaumont Fukunaga termasuk metode Kandelaber. Akan tetapi kalau dipandang dari segi pemangkasan produksi atau peremajaan, pemangkasan ini merupakan metode tersendiri.

Gambar 23: Pemangkasan Kopi dengan Metode Beaumont Fukunaga 
Pada umur antara 1-2 tahun tanaman kopi ditunggul setinggi satu kaki, dan kemudian pada tunggul tersebut dipelihara 4 buah batang. Pemangkasan peremajaan setelah rumpun batang berbuah satu kali. Ini dilakukan dengan cara memotong batang-batang rumpun setinggi 10-20cm diatas tempat pemotongan sebelumnya. Peremajaan ini dilakukan dalam satuan-satuan yang terdiri dari 4 baris, ini dengan mempergunakan rumus 1-3-2-4. Sesuai dengan nomor urut barisan pohon.

Pohon-pohon tersebut akan berbuah paling lambat dalam tahun ketiga setelah pemangkasan, jadi dalam setiap satuan barisan (4 baris) selalu terdapat paling sedikit 2 barisan yang berbuah. Serta masing-masing barisan memperoleh kesempatan berbuah paling sedikit dua kali sebelum dipangkas

6 komentar:

  1. permisi numpang copy, terimakasih ilmunya

    BalasHapus
  2. Terimakasih, bagus sekali untuk referensi jurnal yang saya angkat dalam pemangkasan tanaman kopi.

    BalasHapus
  3. Terimakasih, bagus sekali untuk referensi jurnal yang saya angkat dalam pemangkasan tanaman kopi.

    BalasHapus
  4. Terimakasih, bagus sekali untuk referensi jurnal yang saya angkat dalam pemangkasan tanaman kopi.

    BalasHapus
  5. terima kasih , sangat bermanfaat

    BalasHapus