Disusun oleh :
ANANG BUDI PRASETYO.SP
PPL WIBI TIRIS
I
BPP KECAMATAN
TIRIS
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menghadapi
era globalisasi perdagangan bebas serta di tengah – tengah krisis Multidemensi
serta krisis global saat ini, sector pertanian mempunyai peran penting dalam
mempertahankan dan meningkatkan pendapatan petani disamping meningkatkan
pendapatan devisa Negara / Pendapatan Domestik Bruto ( PDB ).
Di Jawa Timur merupakan salah sentra produksi pertanian tanaman pangan
maupun perkebunan ( Kopi ). Sebagai daerah penghasil kopi tentunya tidak
lepas dari tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan pendapatan petani
beserta kelompoknya. Dengan kebijaksanaan yang tertuang dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara dan terbitnya Undang – Undang No: 12 tahun 1992 tentang
sistim budidaya tanaman,penerapan tehnologi tepatguna perlu diperlakukan sesuai
dengan Sapta Uasaha Perkebunan.
Dalam budidaya tanaman kopi sudah sejak dulu telah diterapkan oleh
perkebunan Negara maupun perkebunan Swasta Nasional, namun perlakuan tersebut
belum begitu disadari oleh petani kopi yang ada di pedesaan,sehingga produksi
tanaman kopi petani masih dibawah dari apa yang diharapkan ( Target produksi ).
Untuk
meningkatkan produksi tanaman kopi milik petani perlu adanya penangganan lebih
lanjut,baik melalui wadah kelompok , Gabungan kelompok serta petani perorangan.
Tentang sistim pemeliharaan tanaman kopi. Dalam pemeliharaan tanaman kopi
petani belum begitu memperhatikan cara – cara pemangkasan pada tanamannya.
Melihat keberadaan yang demikian perlu adanya penangganan tentang bagaimana
tata cara memangkas tanaman kopi yang baik dan benar, sehingga dengan adanya
perlakuan tersebut bias menaikkan kwalitas dan kwantitas kopi rakyat yang ada di
pedesaan.
B.
Maksud dan Tujuan
Dengan kondisi produksi tanaman kopi rakyat yang belum
begitu maksimal dalam penangganan sapta usaha perkebunan, pada fakor
pemeliharaan tanaman terutama pada penangganan pemangkasan,perlu adanya
informasi dan motivasi terhadap petani.Sehingga maksud dan tujuan dalam
pemangkasan tanaman kopi adalah :
1. Memperbaiki bentuk pohon / mahkota tanaman kopi
2.
Menjaga
ksetabilan produksi
3.
Meningkatkan
kwalitas dan kwantitas produksi
4.
Mempermudah
pemeliharaan dan panen
Sehingga dengan demikian tujuan akhir dari pemangkasan
kopi rakyar adalah untuk meningkatkan pengetahuan,ketrampilan dan meningkatkan
pendapatan petani dan keluarganya,serta meningkatkan pendapatan devisa Negara
melalui eksport kopi.
II. PEMANGKASAN
Untuk menunjang keberhasilan budidaya tanaman kopi,
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memperlakukan tanaman lopi itu
sendiri. Disamping perlu adanya penyediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman juga tak kalah pentingnya adalah bagaimana membentuk tanaman kopi agar
berproduksi secara maksimal sepanjang tahun,serta meningkatnya kwalitas
produksinya.
Dalam tehnik budidaya tanaman kopi pemangkasan mutlak
harus dilaksanakan. Dalam hal pemangkasan yang sering kita dengar adalah
pemangkasan batang tunggal / pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi /
pmangkasan lepas panen, pemangkasan peremajaan / rejuvinasi maupun wiwil.
A.
Pemangkasan Batang Tunggal / Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan batang tunggal / pemangkasan bentuk
bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman kopi agar tanaman kuat dan tanaman
seimbang dalam membentuk cabang Plagiotrop, baik cabang primer maupun cabang
sekunder.Pemangkasan batang tunggal / pemangkasan bentuk itu sendiri meliputi :
1.
Pemenggalan
batang ( Topping )
Tujuan pemenggalan batang ( Topping ) adalah untuk :
a.
Tanaman
tidak terlalu tinggi
b.
Pertumbuhan
cabang lateral / Plagiotrop / cabang kesamping lebih panjang dan kuat.
c.
Tanamkan
cepat menutup kebun, sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma
Pada pemangkasan / pemenggalan ini yang perlu
diperhatikan adalah jenis dan pertumbuhan dari tanaman itu sendiri. Dan pada
pemangkasan ini dikenal ada 2 macam,diantaranya :
1). Pemenggalan / Pemangkasan tanpa bayonet;
Pelaksanaan
pemangkasan tanpa bayonet harus dilakukan pada
tanaman yang pertumbuhannya subur
dan keadaan tanaman yang kuat,
pemangkasan dilakukan pada
ketinggian atau pada tinggi 150 cm – 180 cm dari permukaan tanah.
2). Pemenggalan / pemangkasan bayonet.
Pemangkasan bayonet ini bertujuan untuk
mendapatkan atau membentuk bayonet / cabang autotrop / tunas air,dalam
pelaksanaan bias dilakukan 2 sampai 3 kali.Sehingga nantinya bisa terbentuk
batang yang tumbuh secara diametral letaknya. Pemangkasan pertama pada tinggi
80 cm – 100 cm, pemangkasan kedua pada tinggi 120 cm – 140 cm dan pada
pemangkasan ketiga pada tinggi tanaman 160 cm – 180 cm.
2.
Pemangkasan
cabang Primer.
Pemangkasan cabang primer ini bertujuan untuk mengatur
agar membentuk pertumbuhan cabang sekunder, pembuahan yang kontinyu dan agar
tanaman tidak membentuk paying. Pemangkasan cabang primer ini
biasanya dikenal dengan pemangkasan dengan sistim spiral.
Pada
pemangkasan tanaman kopi ini kita kenal dengan 3 tingkatan atau yang sering
kita kenal dengan tanaman bentuk Mercy. Untuk mendapatkan bentuk tanaman yang
demikian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Tanaman dipotong / Toping setinggi 80 cm – 100 cm, baik tanaman dari
bibit ( seyling ) maupun
dari hasil reyuvinasi ( peremajaan ).
b. Setelah tumbuh cabang primer sunat / potong dengan menyisahkan 2 ruas
c.
Setelah
terbentuk terminal cabang pertama ( I ) akan tumbuh tunas autotrop.
d.
Tunas
atutotrop biarkan sampai tumbuh dan baru dipotong pada ketinggian atau setinggi
120 cm – 140 cm dari permukaan tanah.Setelah tumnbuh cabang primer lakukan
penyunatan seperti butir b. Dan cabang primer yang disunat kedudukan dengan
terminal cabang kedua ( II ) membentuk sudut sudut 120 0 dengan
terminal cabang pertama ( I )
e.
Setelah
terbentuk terminal cabang kedua ( II ) tunas autotrop akan tumbuh dan potong
kembali pada ketinggian 160 cm – 180 cm,setelah tumbuh cabang primer lakukan
penyunatan kembali seperti tersebut butir diatas
. Usahakan terminal cabang ketiga ( III ) dengan
terminal cabang pertama ( I ) pada sudut 240 o, Sehingga pada pemangkasan tahap ketiga bentuk bentuk
tanaman bila dilihat dari atas berbentuk mercy.
![]() |
![]() |
||||
![]() |
|||||
Tahun
I
Tahun II
Tahun
III
Pemangkasan bentuk Mercy
![]() |
Penampang
bentuk mercy dilihat dari atas
B.
Pemangkasan Lepas Panen ( PLP ).
Pemangkasan
Lepas Panen ( PLP ) sering disebut sebagai pangkasan produksi. Pelaksanaan
pangkasan produksi / PLP bertujuan agar supaya produksi kopi untuk tahun berikutnya
dapat berbuah lebat. Dengan mengatur cabang cabang produktif dan membuang
cabang cabang yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
Pemangkasan
produksi akan mudah dilakukan bila bentuk tanaman sudah berbentuk
simetris,karena cabang cabang tersebut harus dipangkas atau dipotong
sehingga dalam pelaksanaannya tidak begitu memerlukan ketrampilan khusus.
Lain halnya
bila bentuk tanaman tidak teratur pertumbuhan cabangnya atau berbentuk payung
dalam melaksanakan pemangkasan lepas panen harus memiliki
ketrampilan dan keahlihan dalam memangkas pada cabang
cabang mana yang harus dipotong dan dibuang.
Pada pelaksanaan pemangkasan produksi atau pemangkasan
lepas panen cabang cabang yang perlu dipotong dan dibuang adalah cabanhg cabang
sebagai berikut :
1.
Cabang mati
/ kering
2. Cabang tidak produktif / cabang tua ( B 4 )
3.
Cabang balik
4.
Cabang
Cacung
5.
Cabang Kpas
6.
Cabang Sakit
7.
Tunas air
8.
Kuping Lowo
C.
Pemangkasan Peremajaan / Reyuvinasi
Reyuvinasi atau peremajaan sangat penting dilaksanakan
pada tanaman yang sudah tidak produktif atau pada tanaman tua,dalam
pelaksanaannya bisa dilakukan secara bertahap bisa juga secara total.
Peremajaan / rejuvunasi sececara bertahap dapat
dilakukan dengan sistim sewing samping, dimana dalam pelaksanaannya hanya
bagian sisi samping dari tanaman kopi yang dipotong dan sisi samping
lainnya dibiarkan tumbuh. Sehingga dengan demikian petani
kopi masih bisa memanen kopinya sambil menunggu pelaksanaan peremajaan.
Setelah sisi
samping dipangkas akan tumbuh tunas air dari batang pokok, dan tunas air
tersebut akan dilaksanakan penyambungan pada ketinggian 100 cm – 140 cm. Bila
tunas air disambung dan menunjukkan gejalah jadi baru batang pokok dipotong
diatas tumbuh tunas air.
Peremajaan total yaitu memotong batang pokok tanaman
kopi secara bersama- sama dalam hamparan kebun tanpa menyisakan satupun
pohonnya. Tinggi pemotongan tergantung tujuan pembentukan tanaman, bila
mengingginkan bentuk mercy dipotong pada ketinggian 80 cm – 100 cm dan bila
mengingginkan bentuk paying dipotong pada ketinggian 140 cm – 160 cm.
Pelaksanaan peremajaan / rejuvinasi sebaiknya
dilaksanakan pada saat setelah panen kopi atau pada bulan Agustus sampai bulan
Oktober,sehingga tunas air / cabang autotrop bisa dilakukan penyambungan pada
bulan januari atau pada bulan Pebruari.
D.
W I W I L,/span>
Dalam budidaya tanaman kopi yang sangat diharapkan
adalah produksinya, agar tanaman kopi bisa berproduksi yang maksimal dan sehat
maka perlu dilakukan perlakuan diantaranya pelaksanaan wiwilan.. Pelaksanaan
wiwilan pada tanaman kopi kita kenal ada dua macam wiwilan yaitu wiwil
kasar dan wiwil halus. Dimana kedua perlakuan tersebut adalah untuk membuat
tanaman kopi berbuah lebat, sehat dan bernas.
Hal ini karena makanan / unsur hara yang diserap
oleh akar tanaman dapat ditranfer kebuah setelah mengalami proses asimilasi
tanpa adanya gangguan di dalam perjalanannya.. Karena bila tunas air dan
cabang kipas pada tanaman kopi membutuhkan siplai makanan yang sangat besar
dari pada cabang produksi.
Pelaksanaan wiwil kasar dilaksanakan tiap bulan
sedangkan wiwil halus dilaksanakan setiap 3 atau 4 bulan sekali, adapun cabang
cabang yang dibuang adalah tunas air dan cabang kipas serta kuping lowo. Tujuan
pelaksanaan wiwil adalah agar tidak mengganggu pertumbuhan generatif.
III.
PENUTUP
Dalam pelaksanan budidaya tanaman kopi pemangkasan adalah salah satu factor
penting yang mempengaruhi produksi, sehingga untuk itu pemangkasan sangat
mutlak untuk dilaksanakan agar tanaman kopi bisa berproduksi secara maksimal
sepanjang tahunnya.
Dengan demikian bila kwalitas dan kwantitas produksi kopi bisa tercapai maka
akan meningkatkkan nilai jual dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan
petani dan keluarganya.
Bab VI: Pemangkasan Tanaman Kopi
Tujuannya
adalah untuk mengatur pertumbuhan vegetatif tanaman kopi ke arah pertumbuhan
generatif yang lebih produktif. Atau kalau kita mau berterus terang, mengatur
supaya tanaman kopi ini tidak hanya banyak cabang dan daunnya saja, melainkan
juga menghasilkan banyak buahnya. Karena dengan tujuan ingin memperoleh
buahnya, maka oleh karena itu hendaknya pemangkasan diarahkan untuk:
1. Memperoleh cabang-cabang buah-buah
yang baru secara kontinue dan dalam jumlah yang optimal;
2. Mempermudah pemasukan cahaya kedalam
tubuh tanaman kopi untuk merangsang embentukan bunga;
3. Memperlancar peredaran udara, ini
penting untuk mengintensifkan penyerbukan bunga;
4. Membuang cabang-cabang tua yang
tidak produktif, dengan demikian maka zat-zat hara akan dapat disalurkan kepada
cabang-cabang muda yang lebih produktif;
5. Membang cabang-cabang yang terserang
hama ataupun penyakit. Dengan demikian maka kita telah menjauhkan tanaman kopi
dari sumber-sumber infeksi.
Sedangkan
untuk sistem pemangkasan tanaman kopi ini ada dua macam cara yang sering
dipergunakan. Pertama adalah pemangkasan berbatang tunggal dan yang kedua
adalah pemangkasan berbatang ganda.
Sistem
pemangkasan berbatang tunggal kebanyakan dipakai oleh perkebunan-perkebunan
kopi di Indonesia, sedangkan kalau pemangkasan berbatang ganda itu dipakai oleh
para petani kopi.
Pemangkasan
batang tungga ini dengan tujuan agar:
1. Tanaman kopi tidak tumbuh terlalu
tinggi;
2. Pertumbuhan cabang-cabang lateral
menjadi lebih kuat dan panjang;
3. Pertanaman lebih cepat menutup
Untuk ini
biasanya juga pohon tersebut dipangkas secara membentuk. Hingga dikenal dengan
nama pemangkasan bentuk.
Tinggi
pemenggalan ini juga sangat berbeda-beda, ada yang 1 meter namun ada juga yang
2,5 meter. Semuanya itu tergantung dari jenis dan pertumbuhan kopi. Semakin
cepat dan kuat maka semakin tinggi pemenggalan dapat dilakukan.
Berhubung
demikian maka sistem pemenggalan inipun dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
1. Pemenggalan tanpa bayonet;
2. Pemenggalan dengan bayonet.
Pada tanaman
yang kuat pertumbuhannya maka dapat dilakukan pemenggalan satu kali dengan
tanpa bayonet. Untuk jenis kopi Robusta setinggi 1 meter dan untuk jenis kopi
Arabika setinggi 1,5 meter sampai 1,8 meter.
Akan tetapi
kalau untuk tanaman yang kondisinya lemah, pemenggalan perlu dilakukan sampai 2
atau 3 kali. Yaitu supaya tumbuh batang susulan dan batang inilah yang kemudian
kita kenal dengan nama bayonet. Karena itulah maka pemenggalan dapat diatur
sebagai berikut:
Tabel 1: Tinggi Pemangkasan Berbatang Tunggal pada
Tanaman Kopi
Karena pemenggalan
itu juga terdiri dari dasar pertumbuhan tanaman maka tinggi pemenggalannya pun
masing-masing pohon pun tidak sama. Setelah ohon kopi itu dipenggal maka akan
tumbuh banyak tunas-tunas air atau wiwilan. Bila sudah demikian maka itu semua
tunas harus segera dibuang.
Pemenggalan
ini haruslah dilakukan pada akhir musim kemarau, dan dilakukan pada batang yang
beruas-ruas pendek. Itu semua dilakukan agar kelak pertumbuhan bayonet lebih
kuat. Untuk mencegah agar batang tidak pecah bila kelak terjadi pertumbuhan,
maka cabang primair ada kalanya harus dipotong. Pemotongan ini dilakukan
bersamaan dengan waktu pemenggalan.
Untuk
mengatur agar pembentukan cabang dan pembuahan lebih kontinue, serta tanaman
tidak cepat berbentuk payung, maka beberapa cabang primair perlu diperpendek,
ini untuk memberi kesempatan pembentukan cabang-cabang sekunder. Namun semua
pemenggalan pohon itu sebenarnya tergantung juga pada keadaan setempat. Ada
yang dibentuk seperti payung supay mudah pemetikannya, namun ada juga yang dibentuk
seperti spiral.
PEMANGKASAN
RINGAN:
Pemangkasan
ringan ini akan meliputi antara lain; pembuangan-pembuangan cabang adventif
(cabang balik dan cabang cacing) yang sering tumbuh pada cabang primair.
Juga
pemangkasan cabang yang telah tua dan tidak produktif lagi. Hingga dengan
demikian akan tumbuhlah cabang-cabang reproduksi yang terdapat pada cabang
tersebut. Namun bila tidak ada cabang reproduksi maka sebaiknya cabang tersebut
harus dipotong supaya zat hara dapat disalurkan bagi pertumbuhan cabang-cabang
lain yang lebih produktif.
Kemudian
pemangkasan wiwilan harus dilakukan sewaktu masih kecil, dengan interval dua
minggu dalam musim penghujan dan empat minggu dalam musim kemarau. Kemudian
pemangkasan cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit, terutama sekali
yang terserang bubuk cabang, agar tidak menjadi sumber infeksi.
PEMANGKASAN
BERAT:
Pemangkasan
ini dilakukan apabila produksi terlalu rendah, akan tetapi keadaan pohon itu
sendiri masih cukup baik. Untuk kebun-kebun yang banyak hiat (+50 persen
keatas) sebaiknya memang di dongkel dan dilakukan penanaman ulangan.
Pemangkasan
ini dilakukan pada batang pada ketinggian +50 cm, juga dilakukan pada
waktu menjelang musim penghujan. Apabila batang tampak halus, biasanya wiwilan
suka keluar. Dalam hal ini, kira-kira 1 tahun sebelum rejuvenasi/pemotongan
berat, sebagian cabang-cabang dibagian atas/cabang payung, harus dipotong.
Sesudah wiwilan tumbuh barulah cabangnya dipotong.
Adapun dua
aspek penting dari pemangkasan besar ini adalah:
1. Mempermudah batang, dengan cara
pemotongan;
2. Memperbaiki mutu bahan tanaman
dengan cara disambung dengan klon yang lebih unggul.
Untuk
memperkecil pengurangan roduksi, pemangkasan rejuvenasi/pemangkasan berat ini
hendaknya dilakukan pada khir tahun panen besar.
Di
Indonesia, sistem pemangkasan berbatang ganda terdapat banyak di
perkebunan-perkebunan kopi rakyat. Sebagian besar pula menanam jenis kopi
robusta, yang ditanam secara ekstensif. Akan tetapi diperkebunan-perkebunan
besar sistem ini kadang-kadang dijumpai juga. Yaitu di kebun-kebun tua setelah
di rejuvenasi. Karena jenis kopi robusta memang cenderung berbatang banyak.
Dalam pertumbuhan alami, jenis kopi Robusta ini kira-kira 75 persen memiliki
3-8 buah batang.
Pada sistem
berbatang ganda, pemangkasan bentuk ditujukan pada pembentukan suatu tunggul
enyangga, untuk menumbuhkan beberapa batang. Sedangkan untuk pemangkasan
produksi ditujukan terutama pada peremajaan batang. Itu baik dilakukan secara
periodeik maupun secara insidentil.
Tapi ada
juga sistem berbatang ganda tanpa peremajaan batang. Sebab dalam hal itu
pemangkasan produksinya ditujukan pada peremajaan cabang tiap batangnya.
Seperti pada sistem berbatang tunggal.
Untuk
pembentukan tunggal penyangga dan batang dapat dilakukan beberapa cara seperti
demikian:
1. Memelihara beberapa wiwilan pada
pangkal batang pokok (Metode Banyuwangi)
2. Mencondongan batang pokok, atau
menanam batang pokok dengan arah miring (Metode Toraja)
3. Merundukkan batang pokok (Metode
Agobiada)
4. Menunggul batang pokok (Metode
Kandelaber)
Memang
disamping ini masih juga ada dikenal dengan metode-metode lain, yang mana
peremajaannya tidak dilakukan pada batang akan tetapi pada pohonnya.
Pada metode Banyuwangi ini terdapat dua variasi, yaitu
dengan pemenggalan dan dengan tanpa pemenggalan. Peremajaan dilakukan secara
periodik terhadap batang yang telah menurun produksinya. Metode ini biasanya
dilakukan pada tanaman yang berumur kurang lebih 1 tahun dan dipelihara 2-4
batang yang terletak berhadapan pada pangkal batang.
Metode ini
telah dilakukan di tanah Toraja – Sulawesi Selatan sejak permulaan abad 20.
Dengan cara kalau tanaman telah berumur kurang lebih 1 tahun, maka tanaman
tersebut dicondongkan kira-kira 45-60 derajat, dengan membuat lubang pada sisi
pangkal batang.
Lubang
tersebut kemudian ditimbun agar supaya pohon tetap dalam posisi condong.
Setelah wiwilan keluar 3-4 lalu batang pokoknya dipotong, akan tetapi pohon dicondongkan
dengancara diikat dengan tali yang diikatkan pada pasak di tanah. Peremajaan
dilakukan dengan secara periodik atau insidentil.
Egitu
tanaman pohon kopi telah berumur antara 1,5 tahun sampai 2 tahun, maka pucuk
pohon ditundukkan dengan jalan ditarik dan diikat dengan tali yang dipasang
pasak pada tanah. Kemudian setelh wiwilan keluar, batang pokoknya dipotong.
Untuk ini
peremajaannya pun dilakukan secara periodik. Metode ini banyak dipergunakan di
Tanzania, Porto Rico dan disana terkenal dengan nama metode Agobiamento.
Untuk metode
ini terdapat du variasi, yaitu pertama dengan penunggulan dan yang kedua dengan
variasi penunggulan dan diikuti dengan perundukan. Pada variasi pertama itu
bibit dipotong setinggi 20-30cm pada umur antara 3-4 bulan. Juga demikia
denganwiwilan yang keluar, hingga dengan demikian akan memperoleh 4 atau 8 buah
batang.
Akan tetapi
sistem ini sekarang akan kurang disukai sebab dengan demikian maka letak batang
terlalu berdekatan.
Pada variasi
kedua, tanaman dipotong sekitar 30-40cm pada waktu berumur 1 tahun. Kemudian 2
buah wiwilan yang tumbuh berhadapan dirundukkan hampir horizontal kemudian
dipotong setelah tumbuh wiwilan diatasnya.
Beberapa
modifikasi dari variasi pertama adalah antara lain:
1. Pemangkasan kissing di Sumatera;
2. Pemangkasan Fukunaga di Hawai,
dimana pada batang pokok yang ditungul dipelihara 4 sampai 5 batang yang
berbeda-beda umurnya, kemudian diremajakan secara bergiliran.
Pemangkasan
ini yang mula-mula dikembangkan untuk kopi jenis Arabika di Hawaii dan kemudian
banyak dipakai di Porto Rico, dan ini yang merupakan sistem paling up to date.
Dipandang
dari segi pemangkasan bentuk, pemangkasan Beaumont Fukunaga termasuk metode
Kandelaber. Akan tetapi kalau dipandang dari segi pemangkasan produksi atau
peremajaan, pemangkasan ini merupakan metode tersendiri.
Pada umur
antara 1-2 tahun tanaman kopi ditunggul setinggi satu kaki, dan kemudian pada
tunggul tersebut dipelihara 4 buah batang. Pemangkasan peremajaan setelah
rumpun batang berbuah satu kali. Ini dilakukan dengan cara memotong
batang-batang rumpun setinggi 10-20cm diatas tempat pemotongan sebelumnya.
Peremajaan ini dilakukan dalam satuan-satuan yang terdiri dari 4 baris, ini
dengan mempergunakan rumus 1-3-2-4. Sesuai dengan nomor urut barisan pohon.
Pohon-pohon
tersebut akan berbuah paling lambat dalam tahun ketiga setelah pemangkasan,
jadi dalam setiap satuan barisan (4 baris) selalu terdapat paling sedikit 2
barisan yang berbuah. Serta masing-masing barisan memperoleh kesempatan berbuah
paling sedikit dua kali sebelum dipangkas
permisi numpang copy, terimakasih ilmunya
BalasHapusTerimakasih, bagus sekali untuk referensi jurnal yang saya angkat dalam pemangkasan tanaman kopi.
BalasHapusTerimakasih, bagus sekali untuk referensi jurnal yang saya angkat dalam pemangkasan tanaman kopi.
BalasHapusTerimakasih, bagus sekali untuk referensi jurnal yang saya angkat dalam pemangkasan tanaman kopi.
BalasHapusterima kasih , sangat bermanfaat
BalasHapusNama penyusunnya siapa ini ya
BalasHapus