SEKILAS BUDIDAYA KOPI ARABIKA
Kopi Arabika (Coffea arabica)
merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menjadi produk ekspor
unggulan di Indonesia. Harga kopi arabika lebih mahal dibandingkan dengan
kopi robusta karena adanya cita rasa khas. Untuk kualitas ekspor saat ini
harga kopi arabika berkisar antara US$ 3-4 per kg sedangkan kopi robusta US$
1.4-2 per Kg
Kopi arabika memiliki persyaratan
tumbuh sbb:
- Ketinggian 700 – 1500 m
dpl dengan kisaran optimum 900 – 1100 m dpl. Batas terendah
ketinggian tempat untuk pertumbuhannya dibatasi oleh ketahanannya terhadap
penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) dan batas ketinggian
tempat tertinggi dibatasi adanya frost (suhu sangat rendah).
- Iklim memiliki batas yang tegas
antara musim kering dan penghujan atau Iklim C – D menurut Schmidt
dan Fergusson dengan curah hujan 1.000–2.000 mm/tahun dengan 3–5
bulan kering.
- Dapat tumbuh dengan baik pada
tanah dengan tekstur geluh pasiran dan kaya bahan organik, terutama pada
daerah dekat permukaan tanah.
- Produksi tanaman dapat stabil
bila tersedia sarana pengairan dan atau pohon pelindung.
- Sifat kimia tanah umumnya
menghendaki pH agak masam yaitu 5,5 – 6,5.
Tahapan pekerjaan dalam budidaya
Kopi Arabika meliputi persiapan lahan, pembibitan, penanaman,
pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, pemeliharaan tanaman menghasilkan,
panen dan pengolahan.
A.
Persiapan lahan
Persiapan lahan dilakukan dua tahun
sebelum tanam yang meliputi pekerjaan pendongkelan tanaman asal, pembersihan
lahan, pembuatan jalan/saluran air, pembuatan teras, pengolahan tanah dan
penanaman pohon pelindung lamtoro.
B.
Pembibitan
Pembibitan kopi arabika dilaksanakan
dengan sistem generatif ataupun vegetatif. Pembibitan generatif dengan menanam
biji kopi arabika sesuai varietas yang direkomendasikan antara lain Komposit,
USDA, Lini S atau Kate. Saat ini PTPN XII mulai mengembangkan lagi
varietas Blawan Pesumah, Blue Mountain dan Marragogype.
Kopi arabika dapat menyerbuk
sendiri, sehingga segregasi biji bisa diminimalkan. Pembibitan secara vegetatif
dengan cara stek sambung. Batang bawah menggunakan kopi robusta BP 308
dengan batang atas komposit atau USDA.
C.
Penanaman
Penanaman tanaman kopi di lapangan
dilaksanakan pada saat musim penghujan, umumnya pada Bulan November-
Desember. Jarak tanam tanaman kopi adalah 2,5 x 2 m dengan populasi 2.000
ph/Ha.
Sebelum penanaman terlebih dahulu
dilakukan pekerjaan lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 40 cm. Pekerjaan
lubang tanam dilakukan 2 bulan sebelum tanam, kemudian diisi dengan bahan
organik yang sudah mengalami dekomposisi sebanyak 10 kg per lubang.
D.
Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Masa TBM pada tanaman Kopi
Arabika adalah 3 tahun. Pemeliharaan utama pada masa TBM ini adalah
pengolahan tanah, pengendalian gulma, pemupukan, pembersihan tunas air,
pangkas bentuk dan pengendalian hama dan penyakit.
1. Pengolahan
tanah
Pengolahan tanah dilakukan dua kali
setahun menjelang pemupukan. Selain itu perlu dibuat rorak untuk menampung
bahan organik seperti pupuk kandang, limbah pangkasan naungan sementara dll.
Pada tanah datar ukuran rorak adalah 100 x 30 x 30 cm, sedangkan pada tanah
miring dengan 60 x 30 x 30 cm.
Rorak tersebut dibuat setiap tahun
selama masa TBM dengan letak berpindah pindah (Misalnya pada TBM 1 letaknya di
sebelah utara tanaman maka pada TBM 2 dibuat di sebelah barat dan TBM 3 di
sebelah timur).
2. Pengendalian
gulma
Pengendalian gulma pada TBM saat ini
menggunakan kimiawi dengan rotasi setahun dilakukan 4 kali.
3. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 3 kali setahun,
yaitu bulan Pebruari, April dan November. Dosis pemupukan untuk TBM tahun
ke 1 s/d 3 per tahun adalah sebagai berikut :
TBM
tahun ke
|
Dosis
pupuk (gram/pohon)
|
|||
Urea
|
TSP
|
KCL
|
Kiesrite
|
|
1
|
50
|
50
|
50
|
20
|
2
|
80
|
80
|
80
|
40
|
3
|
120
|
120
|
120
|
60
|
4. Pangkasan
Pangkas bentuk dilakukan agar
habitus tanaman kopi menjadi kuat dan mempunyai percabangan yang produktif pada
saat menjadi Tanaman Menghasilkan (TM). Pangkas bentuk pada TBM I
dilakukan dengan klipping atau penyunatan pada ketinggian 80 cm. Pada TBM
II atau ketinggian 120 cm dilakukan toping atau pemotongan tunas. Setelah
pada TBM III dilakukan pemeliharaan tunas baru (bayonet) sampai ketinggian
160cm. Selain itu selalu dijaga agar tanaman bebas dari tunas air.
5. Pengendalian
hama dan penyakit
Hama utama yang perlu dikendalikan
secara kimiawi adalah Kutu Hijau (Coccus viridis). Umumnya hama tersebut
mulai muncul pada pertengahan musim hujan. Pengendaliannya adalah dengan
penyemprotan insektisida berbahan aktif metidathion konsentrasi 0,2 %.
Penyemprotan dilakukan dengan interval satu minggu sampai gejala serangan
hilang.
E.
Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
Pemeliharaan TM Kopi Arabika
dilakukan dengan tujuan agar produksi optimum dan berkesinambungan.
Pekerjaan pada TM meliputi pengolahan tanah, pangkasan penaung, pangkasan kopi,
pemupukan dan pengendalian hama penyakit.
1. Pengolahan
tanah
Pengolahan tanah dilakukan setiap
tahun pada saat menjelang musim penghujan. Selain itu pada tanah-tanah dengan
kemiringan > 15o perlu dibuat rorak ukuran 100 x 30 x 30 cm
dengan posisi di atas tanaman kopi.
2.
Pangkasan penaung
Pangkasan penaung, dalam hal ini
penaung Lamtoro ada dua macam yaitu pronggolan/tokok dan rempesan.
- Pronggolan adalah pemotongan
penaung Lamtoro dengan ketinggian 1,6-2 m dari permukaan tanah. Tujuannya
adalah untuk memasukkan sinar matahari ke dalam pertanaman kopi dan memacu
fase generatif tanaman kopi tersebut.
Intensitas tokok 50% dari populasi
penaung lamtoro yang ada. Tokok dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember.
Rempesan adalah memangkas cabang
penaung yang kesamping dan mengurangi cabang/tunas ortotrop lamtoro yang
tumbuh terlalu banyak akibat pronggolan (umumnya disisakan dua cabang).
Rempesan dilakukan pada pertengahan hingga menjelang akhir musim hujan.
- Pangkasan kopi
Pangkasan kopi yang dilaksanakan
adalah pangkasan sistim batang tunggal (single stem). Dengan sistim batang
tunggal tersebut maka pangkasan pemeliharaan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
- Pangkas lepas panen
Pangkas lepas panen dilaksanakan
setelah panen selesai, untuk wilayah Jawa Timur antara Bulan September–Oktober.
Pada pangkasan ini yang dipangkas adalah cabang – cabang yang tidak produktif,
yaitu cabang – cabang yang telah berbuah lebih dari 2 kali, cabang ke atas,
cabang cacing, cabang sakit, cabang yang arah pertumbuhannya membalik,
dan cabang kering.
- Pangkas halus (wiwil halus)
Pangkas halus dilakukan 3 bulan
setelah pangkas lepas panen kemudian diulang 2 bulan kemudian dengan melihat
kondisi pertumbuhan cabang. Dalam pelaksanaannya pangkas halus adalah membuang
cabang-cabang muda yang baru tumbuh dan menyisakan cabang yang akan berbuah .
c. Pangkas
kasar (wiwil kasar)
Pangkas kasar adalah membuang tunas
air yang tumbuh. Umumnya dilaksanakan setiap dua bulan selama musim penghujan.
5. Pemupukan
Pelaksanaan pemupukan 2 kali
setahun, yaitu pada bulan Maret dan Nopember dengan dosis mengacu pada hasil
analisa tanah dan daun.
6. Pengendalian
hama dan penyakit
Hama pada TM yang sering menjadi
masalah adalah hama kutu hijau yang pengendaliannya sama dengan pada TBM.
Sedangkan penyakit utama pada TM adalah Karat Daun Kopi yang disebabkan oleh
jamur Hemileia vastatrix. Untuk mengendalikan penyakit tersebut
dilakukan penyemprotan fungisida Triadimefon dengan konsentrasi 0,2 %.
Penyemprotan dilaksanakan setiap minggu mulai ada gejala serangan sampai dengan
gejala serangan hilang. Gejala serangan berupa bulatan-bulatan spora yang
nampak kemerahan pada daun bagian bawah.
F.
Panen
Panen Kopi Arabika dilakukan dengan
cara memetik buah kopi masak yang berwarna merah dengan rotasi 12 hari.
Selain itu juga dipetik buah kopi yang berwarna hitam/kering.
Sebelum dilaksanakan panen lahan
harus bersih dari gulma dan seresah daun kopi. Hal tersebut
dimaksudkan agar pemetik dapat bekerja dengan leluasa dan buah kopi yang jatuh
akan kelihatan dan dapat segera dipungut.
Sebelum dikirim ke pabrik dilakukan
sortasi gelondong yang memisahkan kopi gelondong merah, kopi gelondong
hitam/kismis dan kopi gelondong hijau. Kopi gelondong hijau ini tidak diperbolehkan
dipetik tetapi dalam pelaksanaannya ada yang terikut sehingga perlu dipisahkan.
Hasil petik atau panen yang baik menghasilkan gelondong merah
minimal 95 %.
G.
Pengolahan
Pengolahan Kopi Arabika dimulai dari
penerimaan kopi gelondong dari lapangan/kebun sampai dengan pengepakan dan
pengiriman. Ada dua macam proses pengolahan, yaitu proses kering (dry
process) dan process basah (wet process).
Proses kering dilakukan pada kopi
gelondong mutu inferior (hijau/hitam/kismis). Pada proses kering kopi dari kebun
langsung dijemur pada lantai jemur atau dikeringkan secara mekanis dengan vis
dryer.
Proses basah dilakukan pada kopi
gelondong mutu Superior (merah) dengan urutan pengolahan sebagai berikut :
- Penerimaan kopi gelondong
- Perambangan (pemisahan superior
dan inferior)
- Penggilingan (pulping)
- Fermentasi
- Pencucian
- Penuntasan
- Pengeringan
- Penggerbusan (pelepasan kulit
tanduk) dan pengayakan (sizing)
- Sortasi biji
- Pengepakan dan pengiriman
Related posts:
- Pangkasan di Kopi Arabika (1)…
- Pangkasan di Kopi Arabika (2)…
- Perkebunan Kopi Arabika di Dataran Ijen…
- Selamatan Buka Giling Panen Kopi 2010…
- Wisata
Agro Blawan…
Cocok ini buat yang suka minum kopi, info yang menarik ..
BalasHapusmakasih mas.. suka ngopi ya? pengagum kopi senja nih :)
HapusMenarik. share info kopi nusantara dong ;)
BalasHapuskalau ada survey tentang kopi dan kakao juga yg di Jember^^v
BalasHapus